SYAHADATAIN DAN SHALAT
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan
Agama
DISUSUN
OLEH:
Dosen
:
H. ISNIN S.Pd.
M.Si
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL ILMU
POLITIK
BUNDA TANAH MELAYU
DAIK LINGGA
Th. 2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena rahmat dan
hidayah-Nya, penulis diberi kemudahan untuk mengerjakan tugas pengantar
Pengantar Agama Islam dengan judul ”Syahadat
dan Shalat” .
Penulis
menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu saran dan
kritik sangat diharapkan guna perbaikan penulisan di masa yangakan
datang.Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses pembuatan karya tulis ini, yaitu :
1. Allah S.W.T yang telah melindungi dan
menemani penulis setiap saat.
2. Kedua orang tua penulis yang selalu
memberikan perhatian danmotivasi serta doa setiap saat.
3.Semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah
makalah ini, harapan penulis sangat sederhana, yaitu semoga para pembaca
makalah ini akan mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan yang baru dari
makalah ini.
Daik Lingga, 13 November 2014
Penulis,
DAFTAR
ISI
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan
Penulisan....................................................................................2
1.4 Manfaat
Penelitian.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1.2.1 Pengertian Syahadatain
Shalat...........................................................3
1.2.2 Kesempurnaan
Shalat.......................................................................10
1.2.3.
Aktualisasi Syahadat dalam Ibdah dan Mualah...............................13
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..........................................................................................16
3.2
Saran....................................................................................................16
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................17
ABSENSI
KELOMPOK.......................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG MASALAH
Syahadat
merupakan alas (dasar) dan pondasi daripada bangunan Agung bernama Islam. Di
mana bangunan itu ditegakkan oleh tiang-tiang yang bernama Shalat. Jadi antara
Syahadat dan Shalat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tegaknya
Shalat karena Syahadat, Shalat diperintahkan, wajib untuk dilaksanakanbagi
manusia yang telah berSyahadat. Tidak ada Shalat bagi yang belum Bersyahadat,
dan tidak boleh Shalat mendahului daripada Syahadat.
Bagi
umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia.
Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat
adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang begitu juga dengan sholat.
Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada
pula islam dalam kehidupan manusia.
Syahadat
adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh,
sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh
tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang
menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah
satu bagian yang primer bagiumat islam.Di dalam agama islam, keduakalimat
Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara
menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja.
Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui
Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat
memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka
haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
1.2.RUMUSAN
MASALAH
1.2.1.
Apa Pengertian Syahadatain dan Shalat?
1.2.2.
Bagaimana Kesempurnaan Shalat?
1.2.3.
Bagaimana aktualisasi syahadat dalam
ibadah dan muamalah?
1.3.TUJUAN
PENULISAN
1.3.1.
Untuk mengetahui dan memahami pengertian
Syahadatain dan Shalat
1.3.2.
Untuk mengatahui dan memahami bagaimana
kesempurnaan Shalat
1.3.3.
Untuk mnegetahui dan memahami
aktualisasi syahadat dalam ibadah dan muamalah
1.4.MANFAAT
PENULISAN
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini ialah bagi para pembaca ialah untuk
memperluas wawasan dan pemahaman bagi pembaca tentang shalat dan syahadat,
karena kedua hal ini sangat penting
untuk di ketahui karena merupakan hal yang termasuk dalam tiang agama. Dan juga
manfaat lain dari penulisan makalah ini ialah agar dapat dijadikan referensi
bagi peneliti lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN SYAHADATAIN DAN SHALAT
2.1.1.
Pengertian Syahadatain
Rukun
pertama dari kelima rukun islam ialah kalimat Syahadat. Untuk sahnya islam,
tidak bisa tidak, seseorang harus mengucapkannya secara urut dan disertai
dengan memahami maknanya. Seseorang yang memeluk agama islam diwajibkan membuat
pernyataan dengan lisan yang disebut “syahadat”, yaitu mengucapkan kalimat
kata-kata: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selainAllah dan aku bersaksi Bahwa
Muhammad adalah Utusan Allah”. Itulah dua kalimat syahadat yang menjadi kunci
pembuka pintu bagi seseorang yang ingin memeluk agama islam.
Bagian pertama dari kalimat syahadat itu
merupakan gabungan antara peniadaan dan pengecualian, yang mengakibatkan adanya
penetapan, yaitu: penetapan akan Esanya Allah yang hak. Pengertian bersaksi
bahwa tiada Tuhan SelainAllah ialah: Aku mengetahui dan meyakini dalam hatiku
secara kuat,dan menjelaskan kepada orang lain bahwa tiada zat yang berhak
disembah di alam semesta ini kecuai Allah Yang Maha Esa dan bahwasanya Dia
tidak membutuhkan siapapun, tetapi semua yang selain Allah butuh
kepada-Nya.Adapun pengertian bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah ialah:
Aku mengetahui dan meyakinidalam hatiku secara kuat,dan menjelaskannya kepada
orang lain bahwa junjungan kita Muhammad bin Abdullah adalah hembah Allah dan
Rasul-Nya, di utus-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, yang benar dalam segala apa
yang ia sampaikan dari Allah.
Seluruh makhluk-Nya wajib membenarkan dan
mengikutinya.Dan barangsiapa yang mendustakannya, maka dia adalah zalim dan
kafir,dan barang siapa menyalahi petunjuknya, dia adalah pelaku maksiatdan
pasti merugi. Dalam mengungkapkan Syahadat terdapat beberapa syarat yang perlu
dipenuhi.Tanpa memenuhi syarat ini tidak memberi makna apa-apa kepada
pengucapnya.
Syarat
yang dimaksud ialah:
a)
Ilmu. Ilmu dalam hal ini bermakna mengetahuiapakah yang
dinafikandan mengetahui apakah yang di ithbatkan.
b)
Yakin. Maksud yakin ialah percaya dengan teguhkukuh dalam hati
atau dikenali sebagai kepercayaan yang jazam dan tiada sebarang keraguan
walaupun sebesar zarrah.
c)
Ikhlas. Al-Qur’an menyebut:“Padahal mereka tidakdisuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dansupaya
mereka mendirikan shalat danmenunaikan zakat danyang demikian itulah agama yang
lurus” (Q.S. al-Bayyinah 98:5)Sabda Rasulullah SAW:“Manusia paling bahagia yang
menerima syafaatku pada hari kiamat ialah orang yang mengucapkan la
illahailallah dengan hati danjiwa yang ikhlas”
d)
Benar. Al-Qur’an menyebutkan:“Dan orang yang membawa kebenaran
(Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”(Q.S.
Azumar 39:33)Sabda Rasulullah SAW:“Tiadalah seseorang yang bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan sesunggunya Muhammad itu Rasulullah (dengan persaksian)
yang benar dari hatinya, melainkan Allah mengharamkan atasnya neraka”
e)
Taslim. Perkataan ini bermaksud tunduk dan patuh serta berserah
diri lahir dan batin kepada Allah
f)
Qabul. Maksudnya menerima,mereka yang tidak menerima sesuatu
lazimnya menolak. Begitu juga dengan kalimah Syahadah, mereka yang tidak
meneria kalimah ini tidak akan menjadikannya sebagai amalan serta dasar dalam
kehidupannya.
Syahadat
menempati urutan pertama dalam rukun islam.Tanpa syahadah, rukun Islam lainnya
akan runtuh. Begitu juga dengan rukun iman. Tegaknya Islam mesti didahului oleh
tegaknya rukun Islam; dan tegaknya rukun Islam mesti didahului oleh tegaknya
syahadah. Rasulullah saw mengisyaratkan bahwa Islam itu bagaikan sebuah
bangunan. Untuk berdirinya bangunan
Islam itu harus ditopang oleh 5 (lima) tiang pokok, yaitu syahadatain, shalat,
saum, zakat, dan haji ke Baitulllah.
Syahadat
merupakan bukti/ tanda manusia yang telah menjatuhkan pilihannya bahwasannya
hanya Allah sebagai Sesembahan yang TAUHID. Tidak ada yang pantas ditunduktaati
kecuali Allah SWT. (Ashadu ala ilaha ilallah) dan menjadikan Nabi Muhammad
Rosulullah sebagai panutan atau suri tauladan yang benar dalam mengabdikan diri
kepada Allah SWT. (Wa ashadu ana muhammadarrosulullah).Jika manusia telah
menyatakan, berikrar, berjanji setia dan bersaksi hanya Allah sebagai Tuhan
yang wajib ditunduktaati.
Manusia itu harus mencontoh Nabi Muhammad
Rosulullah dalam mengabdikan dirinya kepada Allah SWT.Bila kita mencermati
kalimat Syahadat dari sisi bahasa dengan seksama, sesungguhnya hakikat Syahadat
adalah merupakan janji setia manusia kepada Allah untuk menjadi Muhammad umat.
Muhammad dalam hal ini diartikan sebagai Manusia yang terpuji karena perilaku
dan budi pekertinya yang luhur dengan menjalankan Al-Qur’an. Dengan berpegang
teguh kepada 4 pilar keutamaan yaitu Sidiq, amanah, tablig dan fathonah.
Jadi
sesungguhnya bila manusia telah berSyadahat, dia telah berjanji kepada Allah
untuk menjadi Muhammad(Manusia yang Terpuji), Muhammad disini bukan berarti
sebagai Nabi tetapi sebagai Muhammad umat yang melakukan perbuatan terpuji
sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.
Kesimpulan
daripada hakikat/ makna Syahadat adalah :Ashadu ala ilahailallah wa ashadu ana
muhadarrosulullah:Adalah ikrar/ janji manusia kepada Allah SWT yang Tauhid
untuk menjadi Muhammad (Manusia yang terpuji) dengan menjalankan RisalahNya
yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.Jadi bilamana manusia yang
telah berSyahadat tetapi masih melakukan perbuatan yang tidak terpuji, dalam
arti tidak mencerminkan apa yang telah Allah tuliskan dalam KalamNya yaitu
Al-Qur’an, sesungguhnya manusia itu telah lalai dan telah ingkar terhadap
janjinya kepada Allah. Sehingga dia tidak lagi menjadi Muhammad umat (Manusia
yang terpuji) dan dia termasuk orang yang rugi di dunia dan di akhirat. Inilah
yang perlu untuk direnungkan dan difahami agar bisa dimengerti, karena mungkin
masih banyak diantara manusia yang sudah beragama Islam tetapi masih banyak
melakukan perbuatan yang tidak terpuji.Padahal bila manusia selalu ingat
Syahadatnya dia akan takut melakukan perbuatan yang dimurkai Allah SWT.“Maka
jadikanlah Syahadat sebagai aqidah yang harus dipegang teguh dalam berbuat dan
bertingkah laku di dalam kehidupan ini, agar kita tetap menjadi Muhammad
(Manusia yang Terpuji) yang benar dan baik dalam pengabdiannya kepada Allah
SWT”.
2.1.2. Pengertian Shalat
Shalat
merupakan tiang agama dan dengan Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan
munkar. Untuk membuktikan kebenaran kalimat tersebut, kita harus mengetahui
hakikat Shalat yang sebenarnya.
Sesungguhnya
Shalat terdiri dari tiga substansi penting yaitu :
1. Di dalam Shalat ada niat (hati) = niat
dalam Shalat
.2. Di dalam Shalat ada bacaan (lisan) =
bacaan dalam Shalat
.3. Di dalam Shalat ada gerakan (perbuatan)
= gerakan dalam Shalat.
Sebagai
contoh bila kita mengerjakan Sholat Isya tentunya niat Shalat kita saat itu
adalah niat Shalat Isya, dan bacaannya adalah bacaan Shalat Isya serta
gerakannya juga gerakan Shalat Isya.
Di
Sini Penulis Akan Membagi Shalat Dalam Dua Kategori :
1. Shalat Ritual
Shalat
Ritual sebagai doa/ Ritual (ini wajib dijalankan sehari semalam dalam 5 waktu
yang telah ditentukan saatnya, yaitu Shalat ‘Isya, Subuh, Dhuhur, Ashar dan
Maghrib).Dalam Shalat Ritual terjadi hubungan langsung antara seorang hamba dan
kholiqnya yaitu antara manusia dan Allah SWT. Hubungan ini disebut Hablum
MinAllah. Orang lain tidak dapat menilai kekhusukan hamba lain yang sedang
mengerjakan Shalat Ritual tetapi hanya hamba yang mengerjakan shalat itu
sendiri dan Allah yang mengetahuinya.
Di
dalam Shalat Ritual manusia senantiasa memohon kepada Allah agar ditunjukkan
kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhoi Allah bukan jalan yang
dimurkai Allah. Jadi pada dasarnya Shalat Ritual masih sebatas doa permohonan
kepadaAllah, yang masih harus diaktualkan/ dinyatakan kebenarannya dalam
perbuatan sehari-hari di kehidupan ini. Shalat Ritual yang sudah dijalankan/
dikerjakan dalam bentuk perbuatan inilah yang dinamakanShalat Aktual.
Karena
di dalam Shalat ritual ada permohonan (ada doa) disitulah kebenaran bahwa
manusia itu adalah makhluk yang butuh Allah.Bila setiap hamba dalam
kehidupannyaselalu berniat baik dan benar,berlisan (bertutur kata) yang baik
dan benarsertaberbuat (bertingkah laku) yang baik dan benarsemata-mata karena
Allah SWT, maka baik dan benarlah hamba itu di hadapan Allah (baik dan benar
dalam hubungannya kepada Allah =Hablum minAllah) dan juga di hadapan manusia
(baik dan benar dalam hubungannya kepada sesama manusia =Hablum minAnnas).
Sehingga tidak ada tempat lagi bagi kejahilan dan kejahatan (syetan) dalam diri
hamba Allah.
2.
Shalat
Aktual
Seperti halnya
dengan Shalat Ritual, Shalat Aktual juga dilakukan/ dikerjakan pada waktu yang
telah ditentukan yaitu:
1. Gunakan waktu/ saat hidup-mu sebelum datang
mati-mu.
2. Gunakan waktu/ saat sehat-mu sebelum
datang sakit-mu
3. Gunakan waktu/ saat lapang-mu sebelum
datang sempit-mu
4. Gunakan waktu/ saat muda-mu sebelum
datang tua-mu
5. Gunakan waktu/ saatkaya-mu sebelum
datang miskin-mu.
Bermakna
Shalat Aktual ini wajib dilakukan/ dikerjakan di setiap waktu/ saat dalam
kehidupan ini .Shalat Aktual merupakan praktek daripada Shalat Ritual, dimana
dalam Shalat Aktual ini telah terjadi hubungan antara manusia dan manusia atau
manusia dengan ciptaan Allah yang lain seperti binatang dan tumbuhan. Interaksi
hubungan antara manusia dan manusia inilah yang dinamakan dengan hubungan
(Hablum minAnnas). Hablum minAnnas ini akan berjalan harmonis dan selaras
manakala setiap diri manusia memahamihakikat Shalat.
Di
atas sudah kami terangkan bahwa di dalam Shalat ada tiga substansi yang sangat
penting yang harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Di dalam Shalat ada niat (di
dalam hati)Dalam kehidupan sehari-hari harus dipraktekkan oleh hamba Allah,
dengan cara setiap melakukan pekerjaan apapun, niatkan dalam hati dengan baik
dan benar karena Allah SWT.
2.
Di dalam Shalat ada bacaan (lisan)Bila membicarakan tentang bacaan tentu
tidak lepas daripada lisan. Jadi praktek bacaan dalam Shalat adalahmenggunakan
lisan kita dengan sebaik-baiknya dengan cara berbicara hal-hal yang baik dan
benar di dalam kehidupan sehari-hari. Dimanapun kita berada hendaknya hamba
Allah selalu berbicara atau menggunakan lisannya untuk membicarakan kebenaran
dan kebaikan dengan halus, santun, baik dan benar.
3.
Di dalam Shalat ada gerakan (Perbuatan)Bila hamba Allah sudah selalu
berniatyang baik dan benardalam hatinya, dan juga sudah menggunakan lisannya
dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, hendaknya langsung diikuti
dengan gerakan (harakat) atau perbuatan yang baikdan benar pula. Yaitu
perbuatan yang bermanfaat untuk dirinya dan juga lingkungannya.Berbuat baik dan
benar semata-mata mengikuti kehendakAllah SWT selaku Rabb yang ditunduktaati.
Ketiga
Subtansi Shalat di atas haruslah dijalankan oleh setiap hamba Allah agar selamat
(Islam) kehidupannya di dunia dan juga selamat (Islam) kehidupannya di
Akhirat.“Dan Shalat Aktual inilah yang lebih dominan dapat mencegah perbuatan
keji dan munkar”.Bukan berarti mengesampingkan Shalat Ritual, ShalatRitual
tetap wajib untuk dikerjakan.
Jadi
pada dasarnya, orang yang masih suka mengerjakan perbuatanmaksiat, sesungguhnya
mereka belum mempraktikan/ menjalankan Shalat Aktual tetapi baru sekedar
menjalankan Shalat Ritual atau bahkan tidak menjalankan keduanya tetapi hanya
KTP nya saja yang berlebelIslam.Sebagai orang Islam harus menjalankan keduanya
(Shalat Ritual dan Shalat Aktual) dengan selaras dan harmonis.
Sesungguhnya
bila dalam kehidupan sehari-hari niat kita selalu baik dan benar, ucapan yang
keluar dari lisan kita ucapan yang baik dan benar serta perbuatan kita adalah
perbuatan yang baik dan benar yang hanya semata-mata untuk beribadah kepada
Allah SWT, insya Allah Shalat kita sudahbenar sehingga terbuktilah bahwasannya
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.(Sesungguhnya Shalat dapat
mencegah perbuatan keji dan munkar)Sesungguhnya niat kita, ucapan yang keluar
dari lisan kita dan perbuatan kita sehari-hari dalam kehidupan inilah nanti
yang pertama-tama dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.
Sesungguhnya
amal yang paling pertama dihisab adalah Shalat. Akhirnya dengan senantiasa
bermohon ampun kepada Allah SWT, dan juga senantiasa mengharap rahmatdan
hidayah Nya, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi semuanya dan semakin
menambah wawasan kita tentang Syahadat dan Shalat yang merupakan fase penting
dalam pengabdian kita kepada Allah SWT secara benar. Sehingga benarlah
pengabdian kita kepadaNya.
Sesungguhnya
manusia tempat salah dan lupa, kebenaran hanya milik Allah dan aku berlindung
serta bermohon perlindungan kepadaMu ya Allah dari perbuatan yang jahil dan
perbuatan yang jahat (Syetan).
2.2. KESEMPURNAAN SHALAT
Berdiri
menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan dirikita sendiri, bahwa tiada
yang nyata pada diri kita… hanya diri bathin (Allah) dan diri zahir kita
(Muhammad) adalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah SWT. Hal ini
terkandung dalam surat Al-Fatehah yaitu :'Alhamdu (Alif, Lam, Ha, Mim,
Dal)'Kalimat alhamdu ini diterima ketika rasulullah isra’ dan mi’raj dan
mengambil pengertian akan hakekat manusia pertama yang diciptakan AllahSWT.
Jadi
shalat itu bukan sekali-kali berarti :Menyembah, tapi suatu istiadat penyaksian
diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita itu adalah diri Allah semata.
Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah
SWT. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata serta tiada sesuatu
yang kita punya : kecuali Hak Allah semata.'Sesuai dengan firman Allah dalam
surat Al-Ahzab 72
Inna
‘aradnal amanata ‘alas samawati wal ardi wal jibal. Fa abaina anyah milnaha
wa’asfakna minha wahamalahal insanu.'
Artinya
:“sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung tapi mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak
akansanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”
'Dan
karena firman Allah inilah kita mengucap :“Asyahadualla Ilaaha Illallah Wa
Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”'Yang berarti :Kita bersaksi dengan diri
kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya AllahSemata
dengan tubuh zahir kita sebagai tempat menanggung rahasia Allah dan akan
menjaganya sampai dengan tanggal yang telah ditentukan.
Manusia
akan berguna disisi Allah jika ia dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan
berusaha mengenal dirinya sendiri.'Karena bila manusia dapat mengenal dirinya,
maka dengan itu pulalah ia dapat mengenal Allah.'Hadits Qudsi….
“Man Arafa Nafsahu
Fakat Arafa Rabbahu”
Artinya
: Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Allah 'ALIF Itu Artinya :
Niat Sembahyang, LAM Itu Artinya : Berdiri, HA Itu Artinya : Ruku’MIM Itu
Artinya : Duduk.
Perkataan
pertama dalam sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha Besar) Perkata
ini diambil dari peringatan ketika sempurnanya roh diri Rahasia Allah itu
dimasukkan kedalam tubuh Adam AS. Adam AS. Pun berusaha berdiri sambil
menyaksikan keindahan tubuhnya dan berkata : Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Dalam
sembahyang harus memenuhi 3syarat :
1.Fiqli
(perbuatan)
2.Qauli
(bacaan)
3.Qalbi
(Hati atau roh atau qalbu)
Mengapa
kita sembahyang sehari semalam 17 rakaat :Adalah mengambil pengertian sebagai
berikut :Hawa, Adam, Muhammad, Allah dan Ah'
1.Ah Itu Menandakan Sembahyang
SubuhRakaat Yaitu Zat Dan Sifat'
2.Allah Itu Menandakan Sembahyang Zohor4
Rakaat Yaitu : Wujud, Alam, Nur Dan Shahadat.'
3.Muhammad Itu Menandakan Sembahyang
Asar 4 Rakaat Yaitu : Tanah, Air, Api, Dan Angin'
4.Adam Itu Menandakan Sembahyang Maghrib
3 Rakaat Yaitu : Ahda, Wahda, Dan Wahdia'
5.Hawa Itu Menandakan Sembahyang Isya 4
Rakaat Yaitu : Mani’, Manikam, Madi, Dan Di'
MENGAPA
KITA MENGUCAP DUA KALIMAH SYAHADAT 9 KALI DALAM 5 WAKTU SEMBAHYANG Sebab diri
bathin manusia mempunyai 9 wajah.Dua kalimah syahadat pada :'
1.Sembahyang
SUBUH 1 kali itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIRUSIR
(Rahasia didalam Rahasia)'
2.Sembahyang
ZOHOR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR dan AHDAH'
3.Sembahyang
ASAR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat WAHDA dan WAHDIA'
4.Sembahyang
MAGHRIB 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan
MUHAMMAD'
5.Sembahyang
ISYA 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat MUSTAFA dan
MUHAMMAD'
MENGAPA
KITA HARUS BERNIAT DALAM SEMBAHYANG Karena
niat itu merupakan kepala sembahyang.Hakekat niat letaknya pada martabat
alif dan ataupun kalbu manusia didalam sembahyang itu kita lapazkan didalam
hati :'Niat sbb :“aku hendak sembahyang menyaksikandiriku karena Allah semata-mata.”
HAKEKAT
AL-FATEHA DALAM SHALAT'
1.Membersihkan
hati dari syirik kepada Allah SWT'2.Mengingat kita bahwa tubuh manusiaitu
mempunyai 7 lapis susunan jasad yaitu Bulu, Kulit, Daging, Darah, Tulang, Lemak,
Lendir
2.3. AKTUALIASI SYAHADAT DALAM
IBADAH DAN MUAMALAH
Aktualisasi
syahadat dalam ibadah dan muamalahyakni sebagai berikut:
1.
Syahadat sebagai inti ajaran Islam.Apabila syahadat yang merupakan inti
ajaran Islam sudah menancap dalam dirinya sebagai akidah, maka berubah pula
seluruh aspek kehidupannya.
2.
Syahadatain sebagai Asas perubahanSyahadat inilah yang akan selalu
memompasemangat ummat Islam untuk selalu membuat perubahan yang lebih baik .
3.
Syahadat sebagaihakikat dakwah para rasul.Syariat yang dibawa rosul
dapat berbeda-beda namun intinya tetap sama yaitu beriman kepaada Allah dan
menjauhi thogut.
4.
Syahadat sebagaikeutamaan yang agung.Syahadat dapat menyelamatkan dari
azab Allah di dunia dan akhirat. Juga menjadi sebab terhapusnya dosa danmaksiat
sertta sebab masuknya seseorang kedalam surga dan tidak kekal di neraka.
Masyarakat
muslim adalah masyarakat yang melambangkan prinsip-prinsip dan smua hal-hal
yang penting. Tanpa terlambangnya prinsip dan hal-hal yang penting itu dalam
perwujudan masyarakat, maka masyarakat itu tidak dapat dikatakan masyarakat
islam.
Ciri
pertama yang membedakan wujud masyarakat muslim ada bahwa masyarakat ini
berdiri atas dasar penghambatan diri manusia kepada Allah semata dalam seluruh
persoalan. Penghambatan ini dilambangkan dan dibentuk oleh syahadatLa ilaha
illa Allah, Muhammad Raasulullah.Inilah masyarakat Muslim, yaitu masyarakat yang
melambangkan perhambatan diri kepada Allah semata, dalam kepercayaan dan
konsepsi para anggotanya, dalam system social dan perundang-undangan mereka,
dan juga dalam upacara peribadatan dan ibadah mereka. Kalau adasalah satu dari
segi-segi ini yang tidak terdapat, berarti islam itu sendiri tidak ada. Karena
yang ada itu sesungguhnya justru Rukun pertamanya:La ilaha illa Allah, Muhammad
Raasulullah.
Rusaknya
syahadat dan hal-hal yang membatalkan Syahadat dan keimanan
1.
Bertawakkal dan bergantung pada selain Allah
2.
Mengingkari nikmat Allah, baik yang kelihatan atau yang tidak kelihatan,
baik yang mudah dipikirkan atau yang memerlukan pengkajian secara mendalam.
3.
Bekerja atau berkhidmat dengan tujuan selain karena Allah.
4.
Membuat undang-undang menurut kemauan manusia bukan kehendak dan
ketentuan yang telah digariskan oleh Allah.
5.
Memfokuskan segala ketaatan kepada selain Allah dengan Cara ang tidak dikehendaki-Nya.
6.
Benci atau menantang slah satu kandungan ajaran Islam aatu membenci
seluruh ajaran islam.
7.
Mencintai kehidupan dunia melebihi kecintaanya terhadap akhirat (dunia
gila) dan ia telah menjadikan dunia ini sebagai tujuan utamanya, serta
merupakan segala-galanya dalam hidupnya.
8.
Menghina salah satu isi Al-Qur’an atau sunnah atau orang –oarang alim
yang menegakannya, atau memperolok-olokan
hokum-hukum Allah atau syiar-syiar Islam.
9.
Tidak beriman dengan seluruh sumber-sumber hukum islam dari Al-Qur’an
dan Sunnah.
10.
Mengangkat orang-orang kafir dan
munafiqin sebagai pemimpin serta tidak mencintai orang-orang yang beraqidah
Islam dan orang-orang mukmin.
11. Mengafirkan orang yang mengucapkan
dua kalimat Syahadat serta tidak mengafirkan orang yang telah ingkar terhadap
Syahadatain dan tidak menghalalkan perang dengannya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan yang telah di kemukakan di atas secara konklusif dapat kami ambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pengucapan iman tercermin dalam ucapan kalimah syahadah:ash-hadu an-la
ilaha illallah, wa asy-hadu annamuhammadan rasulullah,karena iman pada dasarnya
adalah percaya dan membenarkan bahwatiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad
adalah utusan Allah.
2.
Dalam mengungkapkan Syahadat terdapat beberapa syarat yang perlu
dipenuhi, yaitu: ilmu, yakin, ikhlas, benar, taslim dan qobul.
3.
Syahadat adalah rukun islam yang pertamadari shalat, puasa, zakat dan
haji.
4.
Syahadat bisa rusak dan bisa batal bila seseorang melakukan sesuatu
bukan karena Allah atau atas izin-Nya.
Ketiga
Subtansi Shalat di atas haruslah dijalankan oleh setiap hamba Allah agar selamat
(Islam) kehidupannya di dunia dan juga selamat (Islam) kehidupannya di
Akhirat.“Dan Shalat Aktual inilah yang lebih dominan dapat mencegah perbuatan
keji dan munkar”.Bukan berarti mengesampingkan Shalat Ritual, ShalatRitual
tetap wajib untuk dikerjakan.
3.2.
SARAN
Semoga
dengan adanya makalah ini dapat menjadikan para pembaca semakin luas pemahaman
dan wawasan terutama dalam hal keimanan. Dan juga semoga isi dari makalah ini
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dapat mempertebal
keimanan kita kepada Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar